Senin, 29 Desember 2014


Janji ketua osis


Nad, aku ke belakang dulu ya!”Kata ernita sambil memegangi perutnya. Langkah nadia terhenti, dia menoleh ke arah ernita yang berdiri kira-kira 1 meter di belakangnya.”ya udah tapi jangan lama-lama ya! lima menit lagi kita presentasi.”nadia memberi izin.
Sebentar kog,nggak ada satu menit dech,janji!”ernita nyengir mengacungkan dua tangannya ke atas. Ernita berlari meninggalkan nadia yang menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis fikir dengan kelakuan sahabatnya itu. Ernita berlari ke kamar mandi yang terletak di samping ruang senat dan belakang dapur kampus. tapi naas pintu yang berderet bagai gerbong kereta api itu tertutup semua. Ia menghela nafas panjang. Ia melirik jam yang melingkar di tangan kanannya.
waduh! gawaaattt! bisa diomelin abis-abisan aku sama nadia, apalagi tadi aku Cuma bilang bentar ma dia!”ernita mengeluh
Dia kembali berlari, mencari kamar mandi yang lain sekiranya kosong, tibalah dia di kamar mandi depan ruang dosen tanpa fikir panjang dia masuk ke kamar mandi itu yang ketika itu dalam keadaan terbuka, beberapa menit kemudian ernita membuka pintu kamar mandi tersebut, dia merasa lega karena akhirnya hajatnya keluar juga. Dia kemudian bercermin di cermin yang sengaja disediakan di luar kamar mandi yang berdekatan dengan pintu masuk kamar mandi.
Kita putus aku nggak mau lagi pacaran sama kamu!!”Ernita terkejut dengan apa yang telah didengarnya rasa penasarannya membuncah ketika dia mencermati baik-baik suara cewek yang sedang bersuara yang sepertinya suaranya itu tidak asing baginya dari nadanya cewek itu terdengar kecewa dengan apa yang dilakukan kekasihnya entah apa itu. Dia juga seperti mengenali suara cewek itu. dia mengamati benar-benar suara yang terdengar keras dari ruang di sebelahnya itu. yang merupakan ruang klinik kesehatan itu. rasa keingintahuannya membawanya ke ruangan tersebut, dia melihat ruangan itu tertutup rapat korden dalam ruangan itupun tertutup rapat dari dalam ruangan tersebut. Sejanak dia menempelkan telinganya ke ganggang pintu tersebut. Yang lebih mengherankan suara itu makin lirih dan tidak terdengar hanya bisikan yang lembut hingga tak terdengar ditambah dengan sesenggukan cewek itu, karena tidak sabar ernita meraih ganggang pintu itu dan ingin sekali dia putar ke bawah sampai dia melihat sendiri dengan mata kepalanya sendiri apa yang tengah terjadi di ruangan tersebut, hingga Kemudian barulah dia tersadar kehadirannya telah dinanti-nantikan di ruang presentasi Akhirnya dia putuskan untuk meninggalkan ruangan itu dan tidak memperdulikan apa yang tengah terjadi di ruangan itu.




Kemana saja si kamu er?!”kata sisi menggeser posisi kursi belajarnya mendekati kursi belajar ernita, sedang ernita tampak asyik dengan majalah di tangannya.
udahlah mbak sisi jangan kayak gitu, biar mbak er ngejelasin dulu sama kita kemarin kemana ja dia!”potong virni
selama presentasi og bisa telat gitu. dihubungi lewat ponselnya eh malah nggak aktif!” meletakkan Capucino buatannya di depan tepat di atas meja belajar ernita.” ini aku buatin Capucino Buat kalian biar adem hatinya biar nggak pada marah-marah lagi.”ujar virni
alah apaan ni?!sogokan gitu?!biar aku nggak marah sama ernita!!!”biarpun kamu nyogok aku dengan Capucinomu itu nggak akan bikin aku luluh and berhenti ngomelin ernita.” melempar bantal love kesayangannya kearah sisi, dengan sigap virni menangkapnya.
Walah-walah apa-apaan si mbak pakai ngelempar bantal segala, tenang mbak, virni nggak ngebelain siapa-siapa og. ini bantalnya mbak,”kata virni kemudian. sisi seakan-akan tidak memperdulukan apa yang dikatakan virni, dia melengos begitu saja. merasa dicuekin virni pun membalasnya dengan menggoda sisi yang ada di dekatinya. ditatapnya wajah sisi dan berkata”nggak mau ya udah aku ambil aja bantal pink love lucu ni, kan aku nggak punya tuh. lumayan wat nakut-nakutin tikus dikamar, meninggalkan sisi yang melongo karena tak menyangka virni akan berkata begitu.
Ernita merasa tidak perlu menjelaskan apa-apa dia lebih memilih berdiam diri, hingga nadia muncul dan mengagetkan seisi kos, secara spontan teman-taman kos ernita, virni, dan sisi mendekati dan melihat kearah nadia. nadia yang masih terenggah-engah mencoba mengatur nafasnya, dan ketika dia melihat ke depan betapa terkejutnya dia.teman-teman kos ernita, virni dan sisi telah berada di hadapannya, yang melihat penuh tanya kearahnya. sejenak keadaan berubah menjadi hening, dia menjadi takut di pandangi seperti itu oleh teman kos ernita akhirnya dia hanya bisa nyengir dan melambaikan tangan kearah teman kos virni sambil berjalan ke kamar ernita. Sejenak ketika dia melewati kerumunan itu tampak teman kos yang tengah memandanginya dengan aneh sebagian ada yang berbisik dengan teman yang lain. sedangkan nadia hanya bisa nyengir di depan mereka. Seketika Dia jadi iklan pasta gigi yang menonjolkan gigi putih bersihnya, untung saja walaupun kulitnya agak hitam tapi nadia punya sederetan gigi yang tampah putih susu, jadi kian terlihat kontras dengan keadaan kulit yang dimilikinya. kerumunan itupun bubar ketika tak beroleh jawaban dari nadia. ”mana remot tv nya?” tanya nadia pada ernita yang tengah asyik melihat-lihat majalah di tangannya, kehadiran nadia yang secara tiba-tiba mengejutkan virni yang tengah berebut bantal pink love dengan sisi di tempat tidur mereka. ernita hanya sesekali melihat kearah nadia. virnipun meletakkan bantal love milik sisi dan mendekati nadia yang sibuk mengotak-atik benda milik ernita, sisi dan juga virni dicarinya pula di depan meja belajar virni dan sisi yang berdekatan dengan meja belajar ernita. “Bruukkkkk!!!!!”tiba-tiba kotak pensil virni terjatuh karena tersentuh oleh nadia,”aduh berantakan deh, kamu tu cari remot apa si?!”tanya ernita tegas, membantu virni yang tengah memunguti pensil dan bolpoint yang berceceran di bawah.”remot tv yang kemarin thu loh!”nadia meyakinkan teman-temannya.”tv nya kan tv nya bu kos. Jadi, remotnya ya remotnya bu kos juga?!terang virni. seketika nadia jatuh pingsan setelah mendengar ucapan virni. Sisi kemudian menghampiri nadia yang tengah jatuh pingsan. dia menaboki pipi nadia dan menyuruh nadia agar lekas bangun.”Pakai ini aja mbak pasti deh dia langsung bangun.”terang virni membawa selembar uang lima puluh ribuan di tangan kanannya. virni memegang uang lima puluh ribuan itu danmenggoyang-goyangkan tangannya keatas danke bawah tepat di atas wajah nadia yang sedang pingsan, nadia yang dalam keadaan setengah sadar segera terbangun dan meraih uang lima puluh ribuan yang sebelumnya telah diamankan oleh sisi.


Eh nah lo mau bilang apa og langsung pingsan?!”Brondong sisi
Nadia menjelaskan bahwa rangga sedang mencari calon istri. Mendengar hal tersebut virni, sisi dan nadia kekeh ingin bersaing dengan teman-temannya ingin mendapatkan hati rangga, syukur-syukur deh kalau bisa dipilih oleh rangga. terkecuali ernita yang tidak tertarik sama sekali untuk mengikutinya.






Ku kejar cintamu walau aku harus menyebrangi samudra untukmu” Ernita tersenyum, dia berfikir pengarangnya pasti puitis banget sehingga membuat ia penasaran untuk segera membaca novel yang dipegangnya. jadi penasaran dengan siapa yang telah telah membuat novel itu, novel yang tebalnya kurang lebih seratus halaman itu dibolak-baliknya dicari siapa pengarangnya, ia bertambah penasaran ketika tak ditemukan pula siapa pengarangnya, dia mulai bosan. dia buka halaman pertama novel itu terbelalak matanya ketika dia mendapati nama yang tidak asing baginya, dia mulai membaca kata perkata nama itu” Aditya erlangga” Serunya pelan.
iya kenapa?”Rangga yang sedang mengurus kartu perpustakaannya tiba-tiba mendekatinya dan kemudian menyapanya.”Apa tadi kamu memanggilku?”tanya rangga kemudian. Rangga melihat tajam kearah ernita sehingga membuat ernita diam-diam menyembunyikan wajahnya yang kian memerah di hadapan rangga ernita lebih memilih merundukkan kepalanya karena tidak berani membalas tatapan rangga.
Ernita terdiam angannya melambung tinggi ke peristiwa yang terjadi pada enam tahun yang lalu. pada waktu itu dia duduk di kelas satu SMA. Dukungan dari berbagai siswa tak henti-hentinya menyuarakan Erlangga. Yang kini entah kenapa nama erlangga lebih popular dengan nama rangga.”Erlangga jadilah ketua osis kami mendukungmu,”termasuk ermici ( Ernita,mika,cika)mereka begitu mengagumi erlangga, mereka menyebarkan poster dan pamphlet yang berbunyi” dukung erlangga dijamin tidak mengecewakan.” mereka juga diam-diam mengikutri kampanye dalam menyuarakan erlangga tanpa imbalan apa-apa. awalnya ermici tidak ingin erlangga mengetahui semuanya akn tetapi sutha sahabat terbaik erlangga ternyata sudah lebih dulu mengetahui tentang ermici, bahkan sutha berencana untuk mempertemukan ermici dan erlangga secara langsung tapi sayang niatan tersebut tidak pernah terjadi karena renita mantan kakasih erlangga yang dikabarkan putus dengan erlangga saat ini selalu menghalang-halangi pertemuan antara ermici dan erlangga, sampai saat ini pun erlangga tidak pernah tahu tentang pendukung rahasianya yaitu ermici,
Hai??”Sapa rangga.membuyarkan lamunan ernita.
Maaf aku harus pergi?!”balas ernita berjalan secepat kilat meninggalkan erlangga yang terdiam dihadapannya.




“Pagi yang cerah tetapi tak secerah suasana hati ernita saat ini. Dia duduk di bawah pohon taman sekolahnya dan mengamati anak-anak yang tengah berlalu-lalang lewat di hadapannya. Dia tak habis fikir bagaimana dia bisa bertemu kembali dengan erlangga, kebencian yang mendalam terhadap erlangga membuatnya tidak ingin mengingat ataupun menemui erlangga lagi, ditambah lagi saat dia tahu ternyata erlangga satu kampus dengannya, padahal selama ini dia berusaha mati-matian menghindar dari erlangga. Tapi apa mau dikata tetap saja dia bertemu dengan erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar