Janji
ketua osis
“Nad,
aku ke belakang dulu ya!”Kata ernita sambil memegangi perutnya.
Langkah nadia terhenti, dia menoleh ke arah ernita yang berdiri
kira-kira 1 meter di belakangnya.”ya udah tapi jangan lama-lama ya!
lima menit lagi kita presentasi.”nadia memberi izin.
“Sebentar
kog,nggak ada satu menit dech,janji!”ernita nyengir mengacungkan
dua tangannya ke atas. Ernita berlari meninggalkan nadia yang
menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis fikir dengan kelakuan
sahabatnya itu. Ernita berlari ke kamar mandi yang terletak di
samping ruang senat dan belakang dapur kampus. tapi naas pintu yang
berderet bagai gerbong kereta api itu tertutup semua. Ia menghela
nafas panjang. Ia melirik jam yang melingkar di tangan kanannya.
“waduh!
gawaaattt! bisa diomelin abis-abisan aku sama nadia, apalagi tadi aku
Cuma bilang bentar ma dia!”ernita mengeluh
Dia
kembali berlari, mencari kamar mandi yang lain sekiranya kosong,
tibalah dia di kamar mandi depan ruang dosen tanpa fikir panjang dia
masuk ke kamar mandi itu yang ketika itu dalam keadaan terbuka,
beberapa menit kemudian ernita membuka pintu kamar mandi tersebut,
dia merasa lega karena akhirnya hajatnya keluar juga. Dia kemudian
bercermin di cermin yang sengaja disediakan di luar kamar mandi yang
berdekatan dengan pintu masuk kamar mandi.
“Kita
putus aku nggak mau lagi pacaran sama kamu!!”Ernita terkejut dengan
apa yang telah didengarnya rasa penasarannya membuncah ketika dia
mencermati baik-baik suara cewek yang sedang bersuara yang sepertinya
suaranya itu tidak asing baginya dari nadanya cewek itu terdengar
kecewa dengan apa yang dilakukan kekasihnya entah apa itu. Dia juga
seperti mengenali suara cewek itu. dia mengamati benar-benar suara
yang terdengar keras dari ruang di sebelahnya itu. yang merupakan
ruang klinik kesehatan itu. rasa keingintahuannya membawanya ke
ruangan tersebut, dia melihat ruangan itu tertutup rapat korden dalam
ruangan itupun tertutup rapat dari dalam ruangan tersebut. Sejanak
dia menempelkan telinganya ke ganggang pintu tersebut. Yang lebih
mengherankan suara itu makin lirih dan tidak terdengar hanya bisikan
yang lembut hingga tak terdengar ditambah dengan sesenggukan cewek
itu, karena tidak sabar ernita meraih ganggang pintu itu dan ingin
sekali dia putar ke bawah sampai dia melihat sendiri dengan mata
kepalanya sendiri apa yang tengah terjadi di ruangan tersebut, hingga
Kemudian barulah dia tersadar kehadirannya telah dinanti-nantikan di
ruang presentasi Akhirnya dia putuskan untuk meninggalkan ruangan itu
dan tidak memperdulikan apa yang tengah terjadi di ruangan itu.
“Kemana
saja si kamu er?!”kata sisi menggeser posisi kursi belajarnya
mendekati kursi belajar ernita, sedang ernita tampak asyik dengan
majalah di tangannya.
“udahlah
mbak sisi jangan kayak gitu, biar mbak er ngejelasin dulu sama kita
kemarin kemana ja dia!”potong virni
“selama
presentasi og bisa telat gitu. dihubungi lewat ponselnya eh malah
nggak aktif!” meletakkan Capucino buatannya di depan tepat di atas
meja belajar ernita.” ini aku buatin Capucino Buat kalian biar adem
hatinya biar nggak pada marah-marah lagi.”ujar virni
“alah
apaan ni?!sogokan gitu?!biar aku nggak marah sama ernita!!!”biarpun
kamu nyogok aku dengan Capucinomu itu nggak akan bikin aku luluh and
berhenti ngomelin ernita.” melempar bantal love kesayangannya
kearah sisi, dengan sigap virni menangkapnya.
”Walah-walah
apa-apaan si mbak pakai ngelempar bantal segala, tenang mbak, virni
nggak ngebelain siapa-siapa og. ini bantalnya mbak,”kata virni
kemudian. sisi seakan-akan tidak memperdulukan apa yang dikatakan
virni, dia melengos begitu saja. merasa dicuekin virni pun
membalasnya dengan menggoda sisi yang ada di dekatinya. ditatapnya
wajah sisi dan berkata”nggak mau ya udah aku ambil aja bantal pink
love lucu ni, kan aku nggak punya tuh. lumayan wat nakut-nakutin
tikus dikamar, meninggalkan sisi yang melongo karena tak menyangka
virni akan berkata begitu.
Ernita
merasa tidak perlu menjelaskan apa-apa dia lebih memilih berdiam
diri, hingga nadia muncul dan mengagetkan seisi kos, secara spontan
teman-taman kos ernita, virni, dan sisi mendekati dan melihat kearah
nadia. nadia yang masih terenggah-engah mencoba mengatur nafasnya,
dan ketika dia melihat ke depan betapa terkejutnya dia.teman-teman
kos ernita, virni dan sisi telah berada di hadapannya, yang melihat
penuh tanya kearahnya. sejenak keadaan berubah menjadi hening, dia
menjadi takut di pandangi seperti itu oleh teman kos ernita akhirnya
dia hanya bisa nyengir dan melambaikan tangan kearah teman kos virni
sambil berjalan ke kamar ernita. Sejenak ketika dia melewati
kerumunan itu tampak teman kos yang tengah memandanginya dengan aneh
sebagian ada yang berbisik dengan teman yang lain. sedangkan nadia
hanya bisa nyengir di depan mereka. Seketika Dia jadi iklan pasta
gigi yang menonjolkan gigi putih bersihnya, untung saja walaupun
kulitnya agak hitam tapi nadia punya sederetan gigi yang tampah putih
susu, jadi kian terlihat kontras dengan keadaan kulit yang
dimilikinya. kerumunan itupun bubar ketika tak beroleh jawaban dari
nadia. ”mana remot tv nya?” tanya nadia pada ernita yang tengah
asyik melihat-lihat majalah di tangannya, kehadiran nadia yang secara
tiba-tiba mengejutkan virni yang tengah berebut bantal pink love
dengan sisi di tempat tidur mereka. ernita hanya sesekali melihat
kearah nadia. virnipun meletakkan bantal love milik sisi dan
mendekati nadia yang sibuk mengotak-atik benda milik ernita, sisi dan
juga virni dicarinya pula di depan meja belajar virni dan sisi yang
berdekatan dengan meja belajar ernita. “Bruukkkkk!!!!!”tiba-tiba
kotak pensil virni terjatuh karena tersentuh oleh nadia,”aduh
berantakan deh, kamu tu cari remot apa si?!”tanya ernita tegas,
membantu virni yang tengah memunguti pensil dan bolpoint yang
berceceran di bawah.”remot tv yang kemarin thu loh!”nadia
meyakinkan teman-temannya.”tv nya kan tv nya bu kos. Jadi, remotnya
ya remotnya bu kos juga?!terang virni. seketika nadia jatuh pingsan
setelah mendengar ucapan virni. Sisi kemudian menghampiri nadia yang
tengah jatuh pingsan. dia menaboki pipi nadia dan menyuruh nadia agar
lekas bangun.”Pakai ini aja mbak pasti deh dia langsung
bangun.”terang virni membawa selembar uang lima puluh ribuan di
tangan kanannya. virni memegang uang lima puluh ribuan itu
danmenggoyang-goyangkan tangannya keatas danke bawah tepat di atas
wajah nadia yang sedang pingsan, nadia yang dalam keadaan setengah
sadar segera terbangun dan meraih uang lima puluh ribuan yang
sebelumnya telah diamankan oleh sisi.
“Eh
nah lo mau bilang apa og langsung pingsan?!”Brondong sisi
Nadia
menjelaskan bahwa rangga sedang mencari calon istri. Mendengar hal
tersebut virni, sisi dan nadia kekeh ingin bersaing dengan
teman-temannya ingin mendapatkan hati rangga, syukur-syukur deh kalau
bisa dipilih oleh rangga. terkecuali ernita yang tidak tertarik sama
sekali untuk mengikutinya.
“Ku
kejar cintamu walau aku harus menyebrangi samudra untukmu” Ernita
tersenyum, dia berfikir pengarangnya pasti puitis banget sehingga
membuat ia penasaran untuk segera membaca novel yang dipegangnya.
jadi penasaran dengan siapa yang telah telah membuat novel itu, novel
yang tebalnya kurang lebih seratus halaman itu dibolak-baliknya
dicari siapa pengarangnya, ia bertambah penasaran ketika tak
ditemukan pula siapa pengarangnya, dia mulai bosan. dia buka halaman
pertama novel itu terbelalak matanya ketika dia mendapati nama yang
tidak asing baginya, dia mulai membaca kata perkata nama itu”
Aditya erlangga” Serunya pelan.
“iya
kenapa?”Rangga yang sedang mengurus kartu perpustakaannya tiba-tiba
mendekatinya dan kemudian menyapanya.”Apa tadi kamu
memanggilku?”tanya rangga kemudian. Rangga melihat tajam kearah
ernita sehingga membuat ernita diam-diam menyembunyikan wajahnya yang
kian memerah di hadapan rangga ernita lebih memilih merundukkan
kepalanya karena tidak berani membalas tatapan rangga.
Ernita
terdiam angannya melambung tinggi ke peristiwa yang terjadi pada enam
tahun yang lalu. pada waktu itu dia duduk di kelas satu SMA. Dukungan
dari berbagai siswa tak henti-hentinya menyuarakan Erlangga. Yang
kini entah kenapa nama erlangga lebih popular dengan nama
rangga.”Erlangga jadilah ketua osis kami mendukungmu,”termasuk
ermici ( Ernita,mika,cika)mereka begitu mengagumi erlangga, mereka
menyebarkan poster dan pamphlet yang berbunyi” dukung erlangga
dijamin tidak mengecewakan.” mereka juga diam-diam mengikutri
kampanye dalam menyuarakan erlangga tanpa imbalan apa-apa. awalnya
ermici tidak ingin erlangga mengetahui semuanya akn tetapi sutha
sahabat terbaik erlangga ternyata sudah lebih dulu mengetahui tentang
ermici, bahkan sutha berencana untuk mempertemukan ermici dan
erlangga secara langsung tapi sayang niatan tersebut tidak pernah
terjadi karena renita mantan kakasih erlangga yang dikabarkan putus
dengan erlangga saat ini selalu menghalang-halangi pertemuan antara
ermici dan erlangga, sampai saat ini pun erlangga tidak pernah tahu
tentang pendukung rahasianya yaitu ermici,
“Hai??”Sapa
rangga.membuyarkan lamunan ernita.
“Maaf
aku harus pergi?!”balas ernita berjalan secepat kilat meninggalkan
erlangga yang terdiam dihadapannya.
“Pagi
yang cerah tetapi tak secerah suasana hati ernita saat ini. Dia duduk
di bawah pohon taman sekolahnya dan mengamati anak-anak yang tengah
berlalu-lalang lewat di hadapannya. Dia tak habis fikir bagaimana dia
bisa bertemu kembali dengan erlangga, kebencian yang mendalam
terhadap erlangga membuatnya tidak ingin mengingat ataupun menemui
erlangga lagi, ditambah lagi saat dia tahu ternyata erlangga satu
kampus dengannya, padahal selama ini dia berusaha mati-matian
menghindar dari erlangga. Tapi apa mau dikata tetap saja dia bertemu
dengan erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar